WARUNG303 - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan dana pinjaman dari Bank Dunia untuk Indonesia sebesar USD300 juta atau setara dengan Rp4 triliun akan cair dalam waktu dekat. World Bank telah memberikan pinjaman tersebut sejak akhir tahun 2017, sehingga saat ini pemerintah hanya menunggu realisasi dana pinjaman.
Dari total pinjaman tersebut, sebesar USD100 juta akan dialokasikan untuk pengembangan kawasan Sibisa, Parapat, Sumatera Utara.
“Sekarang proses pencairannya, Bu Ani (Menkeu Sri Mulyani) cerita sama saya bahwa mungkin dalam satu-dua bulan ini. Itu nanti sekitar USD100 Juta atau Rp1,3 triliun akan masuk di Sibisa Area,” tuturnya dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (4/2/2018).
Oleh karena itu, Luhut meminta kepada Bupati Tapanuli Utara agar menata Bandara Silangit, Medan karena kawasan itu akan menjadi hub atau pusat wisata dari Asia Selatan ke Asia Tenggara. Dengan infrastruktur transportasi yang memadai maka akan menambah nilai jual Sumatera Utara kepada pada wisatawan.
Sebagaimana pesan Presiden, Luhut meminta agar Bandara Silangit dipercantik dengan hiasan khas Batak Modern sebagai wujud kekayaan Bangsa Indonesia.
“Saya sudah bilang ke Pak Bupati, tatalah itu Silangit dengan bagus. Jangan pula sembarangan tatanya, tatalah dengan arsitektur Toba, arsitektur Batak yang modern, itu pesan dari pak presiden,” tegasnya.
Untuk diketahui, program kerjasama Western Indonesia Economic and Business Hub for Asean khususnya di Sumatera Utara telah berjalan. Program tersebut merupakan kebijakan yang mengedepankan pendekatan pembangunan daerah yang terintegrasi difokuskan pada pembangunan di luar Pulau Jawa.
Pemerintah meminta komunitas masyarakat dan gereja ikut terlibat secara aktif dalam pengembangan potensi wisata serta pertanian di sekitar kawasan Danau Toba. Hal ini ditegaskan oleh Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan dalam pertemuan awal tahun pemerintah, gereja dan komunitas di Jakarta.
“Implementasi bapak dan ibu sekalian itu yang dibutuhkan, jadi nanti menurut saya saat berkhutbah di gereja, ini pesan dari pusat, harus ada khotbah mengenai kebersihan, ketauladanan, teamwork, kebersamaan, keramahtamahan yang dikaitkan dengan ayat-ayat Alkitab yang sangat banyak sekali disana,” ujarnya.
Kepada hadirin yang berasal dari komunitas Horas Halak Hita (H3) dan Komite Pelaksana Pelayanan Strategis Huria Kristen Batak Protestan (KPPS HKBP), Menko meminta agar ayat-ayat dalam Alkitab dikaitkan dengan praktik pengembangan pariwisata dan pertanian di Danau Toba. “Tolong supaya HKBP bisa mendesainnya dari sekarang,” tambahnya.
Menurut Menko Luhut, HKBP atau gereja dapat memainkan peran lebih penting untuk membawa spirit kebersamaan, memberikan ketauladanan serta mendidik masyarakat Batak agar tidak tersingkir di tengah pengembangan Danau Toba. Terutama, tambahnya, karena pengembangan wilayah terpadu dan pembangunan infrastruktur di Sumatera yang membuka peluang investasi yang makin meluas.
“Kita tidak hanya bicara Toba saja, ini menyangkut semua sampai nanti ke Dumai, Kuala Tanjung, kuala Kualanamu dan segala macam. Dan ini hebat, dampaknya sampai kepada orang Batak, kalau orang Batak tidak menyiapkan dirinya maka mereka akan bisa menjadi terpinggirkan,” ingat Purnawirawan Jenderal itu.
Oleh karenanya, Menko Luhut menambahkan, yang tak kalah penting untuk membawa kemajuan bagi masyarakat Batak adalah meningkatkan kualitas pendidikan.
“Oleh karena itu kita orang Batak punya peran penting bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita disana supaya orang batak itu bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” sambungnya.
Selain itu, Menko Luhut juga meminta agar gereja juga berperan dalam mengembangkan pertanian.
“Di bidang pertanian, itukan herbal kita banyak, herbal itu kita kembangkan sekarang, gereja harus berperan, gereja harus turun berkhotbah ke sawah tidak hanya di dalam gereja saja,” pintanya.
SHARE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar